Minggu, 10 Maret 2013

Tingkat Kesejahteraan Semu






 Sebagai warga Negara Indonesia kita tentu akan bangga, jika melihat pemerintah bekerja  dengan baik untuk dapat meningkatkan kesejahtraan rakyatnya, biasanya indikator untuk melihat tingkat  kesejahtraan dalam sebuah negara, yaitu melalui alat satuan hitung yang dinamakan Product Domestik Bruto (PDB). PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Berbagai negara berlomba-lomba untuk dapat meningkatkan jumlah nilai PDB ini sebagai indikator bahwa perekonamian negara tersebut dalam keadaan sehat wal afiat dengan tingkat kesejahtraan yang tinggi.  termasuk Indonesia,  bagi indonsia bukan hanya sebuah halusinasi belaka. ketika saat ini pemerintah kita dapat memanagament  perkonomian dengan baik, pertumbuhn perekonomian Indonesia selalu berada setiap tahun di atas 6% (2012: 6,23%). Kinerja ini lebih baik dari pada semua Negara di segala benua kecuali china, memang china lebih baik dari pada kita yang dapat mempertahankan pertumbuhanya di atas 7% (20012:7,8%).
Dalam situasi perekonomian yang paling sulit ini, progam pemerintah dalam RAPBN 2013 menargetkan pertumbuhan sebesar 6,8%, lebih besar dari pada target APBN-P 2012 sebesar 6,5% (depkeu.go.id). Ini artinya bahwasanya pemerintah optimis dalam situasi krisis yang melanda berbagai penjuru perekonomian dunia dapat meningkatkan nilai pertumbuhan Indonesia pada level 6,8%. sungguh pencapaian yang luar biasa, bahkan pemerintah yakin Indonesia akan menjadi poros kekuatan perekonomian global terutama peran Indonesia dalam kawasan ASEAN yang mempunyai pengaruh sangat besar.
Tetapi apa kita sadar, bahwasanya  ini hanya sebuah catatan numerik belaka. yang tidak mencerminkan tingkat kesejahtraan yang dirasakan sepenuhnya oleh kurang lebih 240juta jiwa penduduk Indonesia. Disisi lain product domestic kita selalu naik tetapi tidak di barengi dengan pemerataan pendapatan di masyarakat sehingga menyebabkan tingkat ketimpangan antara miskin dan kaya semakin tajam. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data BPS melalui indek gini (Gini Indeks) dari tahun 2010 sampe 2012 sebesar : 2010 (0,38) 2011 (0,41) 2012 (0,41). Berdasarkan data tersebut bahwasanya ketimpangan pendapatan mendekati 0.5 yang menunjukan adanya ketimpangan yang semakin tajam di setiap tahunya ,semakin tinggi indek gini maka ketimpangan semakin tajam. Bagi yang belum paham indeks gini itu apa.?  Indeks Gini merupakan indikator tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yang ditunjukkan koefisien nol hingga satu (0-1). Semakin tinggi koefisien, kian timpang distribusi pendapatan penduduk
Oleh karena itu, apalah artinya nominal dari sebuah peningkatan nilai PDB Indonesia yag tinggi  jika di setiap sudut kota masih banyak rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan, tingginya tingkat pengangguran, kue dari hasil pertumbuhan tidak di bagikan secara merata. Bisa jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu berada di atas level 6% hanya dirasakan oleh segelintir menengah atas yang hanya 1% (Litbang Kompas Maret-april 2012) dari jumlah penduduk Indonesia, walaupun jumlah kaum menengah di tahun 2012 meningkat mencapai 50%. Tetapi tetap saja banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat pendidikan yang rendah, gizi buruk yang sering kita lihat dimedia masa. Inilah yang dinamakan pertumbuhan ekonomi yang tak berkualitas dengan tingkat kesejahtraan yang semu. Di saat perekonomian tumbuh tinggi (booming) dari pada Negara lain, disaat itu pula masih banyaknya rakyat yang menjerit karena mahalnya sembako.
Kalau kita membahas kesejahtraan dalam sebuah negara. Ternyatanya indikator peningkatan PDB bukan cerminan dari peningkatan kesejahtraan rakyat. Lalu adakah cara penghitungan selain PDB untuk melihat indikator kesejahtraan dalam sebuah negara.? Tentu ada. Menurut hemat penulis, sebenarnya penghitungan kesejahtraan rakyat bisa dilihat bukan hanya dengan PDB, walaupun diseluruh negara penjuru dunia PDB adalah satuan hitung mutlak  untuk mengukur tingkat kesejahtraan. akan tetapi kita bisa juga melihatnya melalui penghitungan tingkat pendidikan dari jumlah penduduk yang belum tersentuh pendidikan baik di kota maupun di desa, tingkat kriminal dari jumlah penduduk yang melakukan tindak pidana criminal Karen faktor ekonomi, indek pembangunan manusia disetiap provinsi, tingkat pengangguran kaum terdidik atau nonterdidik. Dan penghitungan yang lainya yang lebih real untuk dapat di pahami oleh masyarakat. 

Waalhualam Bishawab
Jazakallah.. atas kunjungannya. 
Anas Malik
Twiter : @anassyariah 

0 komentar:

Posting Komentar