Senin, 29 Oktober 2012

Pesan Perdamaiaan dalam Kitab suci Al-Quran dan Veda untuk mengatasi konflik horizontal di Lampung Selatan

-->


Konflik horizontal yang sering terjadi di indonesia bukanlah hal yang baru, keanekaragaman budaya,suku bangsa, dan agama seharusnya dapat berjalan dengan ruang dimensi kebersamaan dan toleransi. Keanekaragaman ini seharusnya menjadi cerminan dan Icond Indonesia dalam ranah kaya akan nilai-nilai keragaman kearifan lokal dalam kancah dunia internasional. Bukan malah menjadi dinamika konflik yang terjadi dimasyarakat. Kasus terbaru saaat ini yang terjadi lampung selatan menjadi bagian dari benturan egoisentris/rasisme etnis Lampung dan Bali dan belum ada jalan penyelesaiannya. Bahkan konflik ini sudah menjadi konflik rasisme  etnis Bali dan Lampung yang berkepanjangan. Sehingga telah menelan korban saat tulisan ini ditulis sudah mencapai 9 korban tewas dan 16 rumah dibakar beserta puluhan korban luka-luka.

Konflik horizontal ini seharusnya tidak terjadi jika peran masyarakat dan pemerintah dapat berjalan dengan bersamaan mejaga keragaman/kearifan lokal kedua etnis tersebut. Selama ini pemerintah sangat kaku dalam menengahi dua etnis ini (Lampung-Bali) dalam menyelesaikan konflik tersebut. Terutama dalam keamanan masyarakat. Pihak keamanan saat ini Bisa dibilang seperti pemadam kebakaran, bertindak kalau konflik sudah terjadi. Padahal hal ini bisa di antisipasi oleh pemerintah terutama pihak keamanan melalui dialaog para tokoh adat atau kegiatan-kegiatan dimasyarakat dikedua kelompok tersebut.

Selain dari peran pemerintah ada hal yang sangat terpenting dalam penanganan konflik saat ini. Yaitu kembali kepada pesan-pesan perdamaiaan dalam kitab suci kedua kelompok tersebut. Ketika sebuah umat kembali kepada ajaran agama masing-masing, maka rasa toleransi terhadapa agama lain akan muncul. Maka dari itu setiap agama mempunyai pesan-pesan yang tersirat maupun tersurat dalam kitab suci yang harus di taati oleh pemeluknya. Al-quran dan Al-Hadits yang harus di imani dan dijalankan oleh umat Islam. Terutama saat ini etnis lampung yang beragama islam. Begitu juga dengan etnis bali yang beragama Hindu harus dapat juga mengimani kitab Veda, yang sering disebut juga dengan nama Catur Veda (Rgveda,Yajurveda,Samaveda, dan Atharvaveda).

Ketika hal ini dilakukan, saya rasa rasa toleransi akan muncul tanpa merendahkan martabat suku dan agama kedua belah pihak yang bertikai, Seperti dalam Pemikiran Hindu tentang kedamaian tersirat dan tersurat dalam Kitab Suci Veda, beberapa diantaranya sebagai berikut;


Mitrasya ma caksusa sarwani Bhutani samiksantam,


Mitrasyaham caksusa sarwani Bhutani samikse,


Mitrasya caksusa samiksamahe” (Yayur Veda, XVI.18).


Artinya :
“Semoga mahkluk memandang kami dengan pandangan seorang sahabat, Semoga saya memandang semua mahkluk sebagai sahabat, Semoga kami saling berpandangan penuh persahabatan”.


Santam bhutam ca bhavyam ca
Sarvam eva sam astu nah “(Atharva Veda XI)
Artinya :
“Semoga masa lalu, masa kini dan masa datang penuh kedamaian dan amat ramah kepada kami”.


Dari beberapa petikan mantra/sloka Suci (ayat suci) Veda di atas, memberikan sebuah perintah (intruksi) dan pesan kepada kita semua bahwa dalam hidup dan kehidupan ini kita harus tumbuhkan jiwa kemitraan/persahabatan untuk menciptakan kedamain di Alam Semesta ini termasuk di Bumi, sehingga terbentuk sebuah pondasi kedamaian yang kuat baik masa lalu, masa kini dan masa datang. Ini hanya sebagian dari pesan perdamaain yang ada di kitab suci veda, belum lagi pesan dari kitab-kitab yang imani oleh agama hindu seperti Bhagawadgita, Purana, itihasa, Nitisastra da an lainya.

Lalu bagaiman dengan Islam..? Islam sangat menjunjung nilai-nilai perdamaian. Bukan hanya sesama pemeluknya tetapi sesama agama lainya. Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam islam adalah nilai perdamaian semesta alam. Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dengan tegas mengharamkan kepada umat manusia melakukan kedzaliman, kapan dan di mana saja.
Firman Allah :
وَمَنْ يَظْلِمْ مِنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا

Dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar (QS. 25:19)

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QS. Az Zumar: 10)

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah: 8).

sabda Rasulullah SAW
Janganlah kamu menjadi orang yang "ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya". (HR. Tirmidzi)

ini hanya sepenggalan dari ajaran islam. Allah memerintahkan kepada umatnya untuk berbuat kebajikan di muka bumi ini. Sebagaimana baginda Rasulullah SAW bersabda : “Wahai umatku sesungguhnya telah aku haramkan bagi diriku perbuatan dzalim dan aku juga mengharamkannya diantara kalian maka janganlah berbuat dzalim”. Bahkan dalam hadits lain disebutkan : Barangsiapa yang membunuh mua'adan ( orang kafir yang mendapat jaminan ) hidup dari Allah dan rasulnya, maka tidak akan mencium baunya surga.

Ketika umat islam ini dapat mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Baginda Rasulullah SAW. Maka saya yakin tidak akan muncul konflik yang mengatas namakan ras atau suku lain. Sebagaimana Allah memerintahkan dalam firmanya :

"Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari satu pasang laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan suku bangsa supaya kamu saling mengenal (bukan supaya saling membenci). Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di dalam pandangan Allah ialah orang yang paling bertakwa. Allah Maha Tahu, Maha Mengenal". (Al-Hujurat [49]: 13)

Ayat tersebut ditujukan kepada umat manusia seluruhnya, tak hanya kepada kaum Muslimin. Manusia diturunkan dari sepasang suami-istri. Suku, ras dan bangsa mereka merupakan nama-nama saja untuk memudahkan, sehingga dengan itu kita dapat mengenali perbedaan  sifat-sifat tertentu. Di hadapan Allah SwT mereka semua satu, dan yang paling mulia ialah yang paling bertakwa.

Penyelesaiaan konflik yang terjadi di lampung selatan antara etnis Lampung dan Bali seharusnya tidak terjadi jika masyarakat tersebut kebali kepijakan agama yang dianutnya. Pendekatan agama lah yang seharusnya dilakukan oleh para tokoh agama untuk meredahkan ketegangan dikeduabelah pihak ( Walaupun indikatornya konflik antar etnis). Etnis bali harus dapat mengamalak sloka Suci Veda begitu juga Etnis Lampung harus dapat mengamalkan Al-Quran dan Al-Hadits. Ketika pesan perdamaian di kedua agama tersebut di amalkan, maka rasa kebersamaan dan rasa toleransi akan terwujud dalam tatanan kemasyarakatan yang madani. Yang dapat menhindari terjadinya konflik sosial di masyarakat lampung Selatan. Maka keharmonisan dan kerukunan akan terwujud di lampung selatan.

0 komentar:

Posting Komentar